![]() |
Judul Film | : | Tanah Mama |
Sutradara | : | Asrida Elisabeth |
Produser | : | Asrida Elisabeth |
Pemeran_utama | : | |
Pemeran_pembantu | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Keterangan | : | Tanggal edar Kamis, 08 Januari 2015 |
Deskripsi_fisik | : | Film Berwarna |
Media | : | Film layar lebar |
Subjek | : | Film Indonesia, Industri Gambar Hidup, Film Drama, Papua |
Bahasa | : | Bahasa Indonesia |
Penulis_skenario | : | Asrida Elisabeth |
Penulis_cerita | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Penata_artistik | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Penata_suara | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Penata_musik | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Penata_foto | : | Vera Lestafa (Penata kamera) |
Penyunting | : | Aji Pradityo (Penyunting gambar) |
Soundtrack | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Judul_lain | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Catatan | : | 2015Pemenang di Festival Film DokumenterKategori: Dokumenter Panjang Film ini ditayangkan secara terbataas di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Tanah Papua merupakan bagian dari Project Change, sebuah proyek lokakarya yang memfasilitasi produksi dan distribusi film dengan isu-isu kemanusiaan, yang dilakukan oleh Kalyana Shira Foundation |
Sumber | : |
Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail. 2016. Usmar Ismail Awards : Penghargaan Insan Film Indonesia Sesungguhnya. Pewarta Kota, Jakarta |
Film ini merekam kehidupan Halosina, seorang ibu di Papua yang hidup di perkampungan ladang di lembah pedalaman Yahukimo, sekitar lima jam jalan kaki dari pinggiran kota Wamena. Perempuan yang dipanggil mama itu harus berjuang menghidupi diri dan empat anaknya setelah suaminya kawin lagi. Tanah ladang yang dibukakan oleh sang suami sudah tak subur lagi sehingga tak bisa ditanami. Ditengah himpitan kelaparan anak-anaknya, Halosina terpaksa mencuri ubi di ladang adik iparnya sendiri. Namun, ikatan kekeluargaan itu ternyata tak membuat Halosina terbebas dari hukuman. Tak punya uang sepeser pun, Halosina akhirnya kabur dari desanya, dan bersembunyi di rumah saudaranya di kampung sebelah. Namun, ancaman denda terus mengejarnya, walau ia dengan gigih berupaya menempuh jalan damai dengan membujuk dan meminta maaf sang adik ipar.
|
|||
|