![]() |
Judul Film | : | Buah Hati Mama |
Sutradara | : | Deddy Armand |
Produser | : | Deddy Armand; Johanna Syarief |
Pemeran_utama | : | Sophan Sophiaan; Widyawati |
Pemeran_pembantu | : | Nyonyo Shabir; Ade Irawan; Dolly; Etty Sumiati; Puput Novel; Ryan Hidayat; Usbanda |
Keterangan | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Deskripsi_fisik | : | Film berwarna; durasi 86 menit |
Media | : | Seluloid |
Subjek | : | Drama |
Bahasa | : | Bahasa Indonesia |
Penulis_skenario | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Penulis_cerita | : | Makmur Hendrik |
Penata_artistik | : | Nandy |
Penata_suara | : | Sambas, E. |
Penata_musik | : | Gatot Sudarto |
Penata_foto | : | Ismaun |
Penyunting | : | Alex A. Hassan |
Soundtrack | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Judul_lain | : | [ Tidak dicantumkan ] |
Catatan | : | - Diadaptasi dari cerita pendek berjudul "Jangan menangis mama", pemenang sayembara cerpen Femina, karya Makmur Hendrik. - Unggulan, FFI 1981, untuk kategori Pemeran Utama Wanita (Widyawati), Fotografi. |
Sumber | : |
Katalog Film Indonesia 1926-1995 / JB Kristanto. – Jakarta : Grafiasari Mukti, 1995.
http://koleksibarangdjadoel.blogspot.com/2011/01/flyer-film-indonesia-3.html
|
Hendrik Maulana (Sophan Sophiaan), pegawai staf lokal KBRI Belanda dan istrinya, Nona (Widyawati), seorang Indo, kembali ke tanah air. Hendrik sadar bahwa di negerinya ia harus kerja keras untuk membiayai keluarga, karena itu ia sempat belajar sebagai pengatur lalu lintas udara sebelum pulang. Ternyata tetap terjadi benturan kultural maupun ekonomis atas keluarga itu. Anak-anaknya harus menyesuaikan diri di sekolah maupun di lingkungan rumah. Demikian juga Nona yang sempat menyesal datang ke Indonesia namun tak bisa memberi penghargaan layak pada suaminya.
Dengan latar belakang seperti itu, kisahnya bergulir karena anak kedua mereka, Eka (Nyonyo Shabir) yang selalu jadi kambing hitam dalam keluarga melarikan diri. Pencarian kemana-mana tak membuahkan hasil. Eka tertarik pada seorang penjual es yatim-piatu yang bisa menghidupi diri. Ia ikut kegiatan berdagang itu, sampai akhirnya ia terserang tipus, dan kawan penjual esnya melapor pada Hendrik dan Nona. Maka kembali utuhlah keluarga Hendrik-Nona dan ketiga anaknya.
|
|||
|